Senin, 26 Agustus 2019

Seks Pra Nikah - Part 2 (Juni 2019)

B. Dampak Seks Bebas
Ada beberapa dampak perilaku seks bebas remaja pranikah terhadap kesehatan reproduksi, antara lain :
1. Kehamilan yang tidak dinginkan (unwanted pregnancy)
Kehamilan yang tida diinginkan akan membawa remaja pada dua pilihan yaitu, melanjutkan kehamilan atau menggugurkannya. Hamil dan melahirkan dalam usia remaja merupakan risiko kehamilan yang tidak jarang akan mengakibatkan kematian ibu. Menurut Wibowo (1994) komplikasi yang seringkali terjadi pada kehamilan remaja ialah pendaharan pada trisemester pertama dan ketiga, anemia dan persalina kasip. Tak hanya pada remaja, resiko kehamilan dimasa muda juga berakibat pada sang anak yaitu berat bayi lahir rendah dan kematian perinatal yang disering dialami oleh bayi-bayi muda.
Apanila ibu muda lebih memilih untuk menggugurkan, seringkali metode pengguguran dilakukan secara tidak aman dan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kematian ibu.
2. Penyakit Menular Seksual (PMS) - HIV/AIDS
Perilaku seks yang tidak aman dengan kebiasaan berganti-ganti pasangan dan melakukan seks anak seringkali menyebabkan para remaja terserang pernyakit PMS/HIV seperti sifilis, gonore, herpes, klamida, dan AIDS.
3. Psikologis
Kondisi seorang wanita yang hamil di usia muda tanpa memiliki pasangan yang diikat dalam ikatan pernikahan, seringkali membuat perempuan berada pada posisi terpojok dan dilematis. Dalam pandangan masyarakat, remaja putri yang hamil merupakan aib keluarga karena melanggar norma-norma agama dan social. Penghakiman social ini membuat remaja putri akan merasa malu, bingung, cemas, depresi dan perasaan bersalah. Hal ini akan menimbulkan perusahaan benci dan marah baik kepada dirinya sendiri, pasangan maupun keluarga yang dapat membuat kondisi kesehatan fisik, sosial dan mental yang diperlukan oleh remaja menjadi tidak terpenuhi.
C. Upaya untuk Preventif terhadap Perilaku Seks Bebas
Ada beberapa upaya prefentif yang bisa dilakukan untuk penanggulangan dampak seks bebas, antara lain :
1. Pendidikan agama dan akhlak.
Pendidikan agama wajib ditanamkan sedini mungkin pada anak. Dengan adanya dasar yang kuat yang tertanam dalam diri anak maka akan lebih mudah bagi anak untuk menciptakan segala penyaring dalam kehidupannya. Anak akan lebih mudah dan yakin untuk menentukan mana aktivitas yang harus ia lakukan atau tidak ia lakukan sesuai dengan norma agama.
2. Pendidikan seks dan produksi
Pada umumnya orang menganngap bahwa pendidikan seks hanya berisi tentang pemberian informais alat kelamin dan berbagai macam posisi dalam berhubungan kelamin. Hal ini akhirnya membuat pendidikan seks dari orang tua ke anak menjadi hal yang tabu. Untuk itu perlu diluruskan kembali mengenai pendidikan seks itu sendiri. Pendidikan seks berusaha untuk menempatkan seks pada prespektif yangtepat dan mengubah anggapan negative mengenai seksk. Dengan pendidikan seks kita dapat memberitahu remaja bahwa seks merupakan perilaku yang wajar terjadi pada semua orang. Selain itu remaja juga diberitahu mengenai berbagai perilaku seksual berisiko sehingga mereka dapat menghindarinya.
3. Bimbingan orang tua
Peranan orang tua merupkan salah satu hal terpenting dalam menyelesaikan permsalah ini. Seluruh orang  tua harus memperhatikan perkembangan anak dan memberikan informasi yang benar tentang masalah seksk dan kesehatan reproduksi kepada anak. Hal ini merupakan upaya prefentif agar anak tidak terdampak pergaulan bebas dan dampak-dampak negatifnya.
4. Meningkatkan aktivitas remaja ke program produktif
Melatih remaja dan menddik para remaa yang terpilih untuk menjadi anggota suatu organisasi merupakan salah satu cara yang dapat membuat remaja untuk mengurangi perilaku-perilaku negative. Hal ini dikarenakan focus pikirannya diarahkan kepada hal-hal yang positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar