Jumat, 07 Februari 2025

25-21: Usia Ideal Menikah Menurut BKKBN, Tapi Mengapa Yi-jin dan Hee-do Berpisah?

Oleh: Emelia, Divisi Eksternal Organisasi

25-21: Usia Ideal Menikah Menurut BKKBN, Tapi Mengapa Yi-jin dan Hee-do Berpisah?


"Menikah adalah keputusan besar dalam kehidupan seseorang"

Hai GenRangers! Siapa nih yang suka mengisi waktu luangnya dengan nonton K-Drama? Kalian pernah nonton drama Korea Twenty-Five Twenty-One belum?

Tau gak sih kalian, kalau BKKBN merekomendasikan usia ideal menikah bagi perempuan adalah 21 tahun, sedangkan bagi laki-laki 25 tahun. Rekomendasi ini bukan sekadar angka, tetapi didasarkan pada berbagai pertimbangan seperti kesiapan fisik, mental, ekonomi, dan sosial untuk membangun keluarga yang harmonis.

Jika usia ideal menikah dianggap sebagai waktu yang tepat untuk menjalani hubungan serius, mengapa Na Hee-do dan Baek Yi-jin dalam drama Korea Twenty-Five Twenty-One tetap berpisah meskipun mereka berada dalam rentang usia ini? Bukankah mereka saling mencintai dan telah melewati berbagai tantangan bersama?

Mari kita bahas lebih dalam bagaimana usia 25 dan 21 dianggap sebagai waktu terbaik untuk menikah, serta mengapa, meskipun sudah berada dalam fase usia ini, hubungan Hee-do dan Yi-jin tidak bisa bertahan.

Mengapa BKKBN Menentukan Usia Ideal Menikah 25-21?

1. Kesiapan Fisik dan Kesehatan Reproduksi

Di usia 21 tahun, organ reproduksi perempuan telah berkembang secara optimal, sehingga kehamilan dan persalinan lebih aman dibandingkan jika terjadi pada usia terlalu muda. Menikah dan hamil di bawah usia 20 tahun dapat meningkatkan risiko kesehatan seperti keguguran, kelahiran prematur, dan bayi lahir dengan berat badan rendah. Selain itu, anak-anak yang lahir dari ibu yang terlalu muda lebih rentan mengalami stunting akibat kurangnya kesiapan gizi dan pengasuhan.

Drama Twenty-Five Twenty-One tidak menyoroti aspek ini secara langsung, tetapi Hee-do yang masih sangat aktif sebagai atlet anggar mungkin akan mengalami dilema besar jika ia harus mengorbankan kariernya demi pernikahan dan keluarga di usia yang terlalu dini. Ia masih memiliki impian besar, yang mungkin belum selaras dengan tuntutan kehidupan rumah tangga.

"Usia 21 dianggap ideal karena perempuan sudah cukup matang secara fisik untuk menjalani kehamilan dengan risiko lebih rendah."

2. Kematangan Emosional dan Mental

Di usia 21 dan 25 tahun, seseorang diharapkan sudah memiliki tingkat kematangan emosional yang lebih baik dibandingkan usia remaja. Mereka lebih mampu mengelola stres, berkomunikasi dengan pasangan, dan menghadapi konflik dengan cara yang dewasa.

Namun, Twenty-Five Twenty-One menunjukkan bahwa kematangan emosional bukan hanya soal usia, tetapi juga pengalaman hidup yang telah dijalani. Yi-jin harus berjuang keras dalam kariernya sebagai jurnalis, menghadapi tekanan pekerjaan yang luar biasa. Sementara itu, Hee-do masih mengejar impian besar dalam dunia olahraga.

Meski mereka telah berusia 25 dan 21 tahun, mereka belum mencapai kestabilan mental untuk menghadapi tantangan hubungan jangka panjang. Keduanya masih memiliki ambisi masing-masing yang membuat hubungan mereka sulit untuk dipertahankan.

"Pernikahan membutuhkan komunikasi dan toleransi yang tinggi. Jika pasangan belum matang secara emosional, konflik kecil dapat berkembang menjadi masalah besar."

3. Kesiapan Ekonomi dan Karier

BKKBN menyarankan agar laki-laki menikah pada usia 25 tahun karena diharapkan sudah memiliki stabilitas ekonomi dan karier yang cukup untuk membangun rumah tangga. Dalam kehidupan nyata, kestabilan finansial sangat penting untuk memastikan kesejahteraan keluarga, menghindari tekanan ekonomi, dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.

Hal ini sangat relevan dengan kondisi Yi-jin dalam Twenty-Five Twenty-One. Sebagai seorang jurnalis muda, ia masih menghadapi berbagai tantangan dalam kariernya, seperti ketidakstabilan pekerjaan dan tekanan dari pekerjaannya yang menuntut waktu dan tenaga besar. Dalam salah satu adegan, kita melihat bagaimana kesibukan dan beban karier membuatnya semakin jauh dari Hee-do, hingga akhirnya mereka memilih berpisah.

Pernikahan membutuhkan lebih dari sekadar cinta—stabilitas ekonomi dan waktu untuk bersama juga sangat penting. Sayangnya, hubungan Yi-jin dan Hee-do tidak bisa bertahan karena mereka belum siap dalam aspek ini.

"Usia 25 tahun untuk laki-laki diharapkan sudah memiliki pekerjaan yang mapan untuk menafkahi keluarga."

Mengapa Yi-jin dan Hee-do Tetap Berpisah?

Meski berada di usia ideal menikah menurut BKKBN, Yi-jin dan Hee-do memilih untuk berpisah. Hal ini mengajarkan kita bahwa usia saja tidak cukup untuk menjamin keberhasilan sebuah hubungan. Ada faktor lain yang lebih kompleks, seperti:

- Impian dan Karier yang Masih Diprioritaskan, Hee-do masih mengejar mimpinya sebagai atlet anggar, dan Yi-jin masih berjuang membangun kariernya sebagai jurnalis.

- Kurangnya Waktu untuk Saling Mendukung, Yi-jin sering sibuk dengan pekerjaannya hingga sulit memberikan perhatian pada hubungan mereka.

- Tantangan Hidup yang Terlalu Besar, Mereka menghadapi tekanan karier dan kehidupan yang akhirnya membuat mereka semakin jauh secara emosional.

Drama ini menggambarkan dengan realistis bahwa meskipun cinta ada, kadang cinta tidak cukup untuk mempertahankan hubungan jika keadaan tidak memungkinkan. Sama seperti dalam kehidupan nyata, banyak pasangan yang memilih untuk berpisah bukan karena mereka tidak saling mencintai, tetapi karena impian dan prioritas mereka masih berbeda.

"Kadang, cinta pertama bukan untuk dimiliki selamanya, tetapi untuk dikenang sebagai bagian dari perjalanan hidup kita." - Twenty-Five Twenty-One

Kesimpulan: Usia Ideal Tidak Menjamin Kebahagiaan dalam Pernikahan

BKKBN memberikan rekomendasi usia menikah berdasarkan kesiapan fisik, mental, dan ekonomi. Namun, drama Twenty-Five Twenty-One mengajarkan bahwa usia bukanlah satu-satunya faktor penentu keberhasilan sebuah hubungan.

Yi-jin dan Hee-do berada dalam usia yang tepat untuk menikah, tetapi impian, tekanan hidup, dan ketidaksiapan mereka membuat hubungan tersebut tidak bisa bertahan.

Jadi, jika kamu berpikir untuk menikah, ingatlah bahwa lebih dari sekadar usia, kesiapan mental, emosional, dan kestabilan hidup adalah faktor utama dalam membangun pernikahan yang bahagia dan langgeng. Karena seperti yang diajarkan oleh Twenty-Five Twenty-One, cinta saja tidak selalu cukup untuk bertahan.

.

.

.

.

.

.

Referensi:

• Antara News – "BKKBN: Umur Ideal Menikah Lelaki 25 Tahun dan Perempuan 21 Tahun"

• Detik News – "Cegah Pernikahan Dini, Ini Alasan Menikah di Usia 21 Tahun Lebih Baik"

• KapanLagi Korea – "Bukan Cuma Kisah Hee-do dan Yi-jin, Ini 5 Hal yang Mencuri Perhatian di Twenty-Five Twenty-One"

• CNN Indonesia – "Alasan Cinta Pertama Seperti Baek Yi-jin dan Na Hee-do Sulit Dilupakan"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar