Cinta, Komitmen, dan Realita: Mengapa Menunda Pernikahan Bisa Lebih Baik?
Menikah adalah keputusan besar yang tak hanya soal cinta, tapi juga kesiapan fisik, mental, dan ekonomi. Di tengah tuntutan pendidikan dan karier, menunda pernikahan bukan berarti takut berkomitmen, melainkan bentuk komitmen yang lebih matang dan realistis.
Mari
Kita bahas beberapa poin penting terkait “Cinta, Komitmen, dan Realita: Mengapa
Menunda Pernikahan Bisa Lebih Baik.
1. Menunda Pernikahan Demi Pendidikan adalah Mempersiapkan Masa Depan yang Lebih Baik
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang sangat
penting untuk membangun kehidupan keluarga yang stabil. Melanjutkan pendidikan
hingga tuntas memberi bekal ilmu dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
menghadapi berbagai tantangan hidup dan rumah tangga. Menunda menikah demi
menyelesaikan pendidikan bukan berarti menghindari tanggung jawab, tapi
menunjukkan keseriusan mempersiapkan diri agar kelak bisa menjadi pasangan dan
orang tua yang berkualitas.
Selain itu, usia ideal menikah menurut BKKBN adalah minimal
21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki, karena pada usia tersebut
seseorang dianggap sudah cukup matang secara fisik dan mental untuk menjalani
pernikahan dan membangun keluarga yang harmonis. Menunda pernikahan hingga
mencapai usia ideal ini membantu mengurangi risiko kesehatan reproduksi dan
meningkatkan kesiapan mental.
2. Fokus pada Karier Untuk Membangun Kemandirian dan Stabilitas Finansial
Karier yang mapan adalah salah satu fondasi penting dalam
membangun rumah tangga yang sehat dan bahagia. Menunda pernikahan memberi
kesempatan untuk fokus mengembangkan karier, mencapai stabilitas finansial, dan
membangun kemandirian. Pasangan yang sudah mandiri secara ekonomi biasanya
lebih siap menghadapi tanggung jawab rumah tangga dan mampu memberikan dukungan
yang lebih baik satu sama lain.
Kesiapan ekonomi ini sejalan dengan rekomendasi BKKBN yang
menyarankan laki-laki menikah pada usia 25 tahun, saat diharapkan sudah
memiliki pekerjaan dan penghasilan yang stabil untuk menafkahi keluarga. Dengan
demikian, menunda pernikahan demi karier bukan berarti menghindari komitmen,
melainkan mempersiapkan fondasi yang kuat untuk membangun keluarga.
3. Komitmen Lebih dari Sekadar Usia
Komitmen sejati dalam hubungan tidak diukur dari seberapa
cepat seseorang menikah, melainkan dari keseriusan dan kesiapan menjalani
kehidupan bersama. Menunda pernikahan demi pendidikan dan karier justru
menunjukkan komitmen yang lebih dalam, karena pasangan berusaha memastikan
kesiapan fisik, mental, dan finansial sebelum memulai babak baru dalam hidup.
Usia hanyalah angka; kesiapan mental dan emosional jauh
lebih penting dalam menentukan keberhasilan pernikahan. Setiap individu
memiliki tingkat kedewasaan yang berbedabeda, sehingga keputusan menunda
menikah bisa menjadi bentuk penghormatan terhadap proses tumbuh kembang pribadi
yang sehat.
Kesimpulan
Menunda pernikahan demi pendidikan dan karier adalah langkah bijak yang tidak menunjukkan ketakutan terhadap komitmen, melainkan komitmen yang lebih matang dan penuh perhitungan. Dengan memprioritaskan kesiapan fisik, mental, dan ekonomi, seseorang mempersiapkan diri untuk membangun keluarga yang lebih harmonis dan berkelanjutan. Jadi, menunda menikah bukanlah kelemahan, melainkan investasi penting untuk masa depan yang lebih baik bersama pasangan.
.
.
.
Referensi
Antara News – “Kapan waktu yang tepat untuk
menikah?”
Bayali, C. (2013). Menunda pernikahan
bagi wanita karir menurut hukum islam. Hukum Islam, 13(1), 84-96.
Raihana, S. N. (2024). Analisis
sosiokultural penundaan pernikahan pada wanita karir: Studi kasus Kota Depok.
Socius: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, 2(1), 17-29.